Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Hikmah dan Manfaat Bersuci Dari Najis dan Hadats

Hikmah dan Manfaat Bersuci Dari Najis dan Hadats

Salah satu keistimewaan Islam yang menonjol adalah perhatiannya terhadap kesucian dan kebersihan seseorang, baik secara jasmani maupun rohani. 

Kebersihan dan kesucian secara jasmani menyangkut antara lain :

- Badan
- Pakaian
- Tempat , dan 
- Alat –alat yang digunakan untuk makan dan minum

Sedangkan kebersihan dan kesucian yang menyangkut rohaniah antara lain, harus terbebas dari hadats jika hendak melaksanakan suatu ibadah yang harus dilakukan dalam keadaan suci dari hadats. Banyak ayat didalam Al-Quran dan hadits yang menjelaskan tentang kebersihan dan kesucian serta memerintahkan umatnya agar selalu bersih dan suci yang diantaranya adalah firman Allah yang artinya :

“ Dan pakaianmu bersihkanlah” (QS Al-Mudatstsir 74:4)”

“ Sesungghnya Allah menyukai orang-orang yang taubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri (QS Al-Baqarah 2:22)”

“ Islam itu agama bersih, maka jagalah kebersihan (kesucian), karena sesungguhnya tidaklah akan masuk surga kecuali orang yang bersih”

A.Manfaat dan Hikmah bersuci dari Najis.

Adapun yang dimaksud dengan bersuci dari najis adalah membersihkan badan, pakaian, tempat (terutama yang berhubungan dengan suatu ibadah yang mengharuskan suci/bersih dari najis) dengan menggunakan alat bersuci, seperti air sesuai dengan ketentuan air yang dapat digunakan untuk bersuci.

Hikmah dan Manfaat Bersuci Dari Najis dan Hadats
Hikmah dan Manfaat Bersuci Dari Najis dan Hadats

Najis adalah lawan dari suci, dan najis merupakan istilah yang digunakan untuk dua perkara, yaitu hadats dan khubts. Akan tetapi, menurut bahasa, penggunaan istilah najis ialah untuk suatu yang kotor baik yang bersifat hissy (iderawi) seperti darah, kencing, tinja, dan lainnya, maupun yang bersifat ma’nawy (abstrak), seperti Dosa. 

Beberapa hikmah serta manfaat daripada bersuci dari diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Mendidik manusia agar terbiasa hidup bersih, terutama ketika hendak menghadap kepada Tuhannya, sebab kebersihan lahiriyah sangat bersar pengaruhnya terhadap kebersihan jiwa.

2. Menjaga kebersihan berarti menjaga diri dari timbulnya penyakit sebab penyakit akan lebih mudah timbul bila keadaan tubuh kita kotor atau tidak bersih.

3. Dapat dijadikan sarana untuk lebih mendekatkan diri pada Allah, sebab Allah lebih menyukai  orang-orang yang mensucikan dirinya, seperti yang dijelaskan dalam (QS Al-Baqarah 2:22) di atas.

4. Untuk lebih memperluas dan menjalin hubungan dengan sesama manusia, sekaligus menghidarkan diri dari ketidaksenangan orang lain yang disebabkan oleh keadaan yang kurang bersih.

5. Bersuci adalah bagian dari iman.

6. Memelihara sikap dan mendidik manusia berakhlak mulia, sebab kebiasaan hidup bersih dan suci akan menjauhkan pelakunya dari hal-hal yang mengakibatkan kotor dan cela sekaligus membiasakan diri melakukan perbuatan yang baik dan terpuji.

B.Manfaat dan Hikmah bersuci dari Hadats.

Yang dimaksud dengan “ bersuci dari Hadats” adalah mensucikan diri dari hadats kecil dengan wudhu dan hadats besar dengan mandi.

Hadats adalah sifat syar’i yang mengenai bagian atau seluruh anggota badan sehingga menghilangkan kesucian. Sifat syar’i ini disebut najis hukmiy yang artinya bahwa syar’i (pembuat syariat) menghukumi hadats sebagai sesuatu yang najis yang dapat menjadi penghalang dalam melakukan ibadah seperti shalat dan thawaf.


1. Hikmah Berwudhu.

Secara umum, terdapat beberapa hikmah yang dapat diambil dari berwuhu yang diantaranya adalah sebagai berikut :

- Untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT serta mensyukuri nikmat-nikmatnya sebab sicu dari hadats merupakan syarat sah untuk melakukan ibadah seperti shalat dan thawaf.

- Menghilangkan hadats dan sekaligus menghilangkan kotoran, disamping suci dari hadats dan kotoran, berwudhu juga dapat mencegah kita dari beberapa hal seperti : 

1). Berkumur dapat menghindarkan diri dari ucapan kotor, jorok, menghasut, mengumpat, dan lainnya. 

2). Membasuh hidung agar udara yang masuk kedalam tubuh menjadi bersih. 

3). Berniat sebelum wudhu agar dalam melakukan setiap perbuatan yang baik selalu dilakukan dengan ikhlas. 

4). Membasuh muka, diharapkan agar wajah kita selalu berseri-seri dihadapan orang lain. 

5). Membasuh tangan, agar terhindar dari perbuatan tangan yang tidak baik seperti mencuri, memukul, membunuh dan lainnya. 

6). Mengusap ubun-ubun, agar terhindar dari pikiran-pikiran jahat. 

7). Membasuh telinga, agar telinga selalu mendengar perkataan yagn baik dan terhindar dari pendengaran yang tidak baik. 

8). Membasuh kaki, agar supaya kaki selalu digunakan untuk melakukan perbuatan yang baik dan benar serta terhindar dari perbuatan jahat seperti melangkah ke tempat-tempat maksiat dan lainnya.

2. Hikmah Mandi.

Diantara hikmah mandi ialah sebagai berikut :

- Mandi membuat seseorang diperbolehkan melakukan ibadah yang sebelumnya tidak diperbolehkan  bagi dirinya sebab kotoran yang melekat pada dirinya.

- Mandi secara lahiriah dapat memilihkan kesegaran badan dan juga rohaniah serta menjaga kesehatan.

- Bila badan dalam keadaan junub, seperti haid dan nifas, banyak hal yang tidak dapat kita lakukan, seperti pergaulan suami istri, dengan mandi seperti ini berarti berarti sekaligus menjaga diri dari melakukan pelanggaran terhadap ajaran agama.

- Sebagai wujud syukur kepada Allah terutama bagi orang kafir yang baru masuk islam; wanita telah melahirkan anak dan bebas dari nifas, dan wanita haid; karena telah bebas dari kotoran.

C. Hikmah Bertayamum.

Kata Tayamum menurut bahasa sama dengan al-qashdu yang berarti menuju, menyengaja. Menurut pengertian syara’ tayamum adalah menyengaja (menggunakan) tanah (debu) untuk menyapu dua tangan dan muka dengan niat agar dapat mengerjakan shalat dan ibadah lainnya.

Pensyariatan tayamum ini berdasarkan pada firman Allah SWT yang artinya :

“ Jika kamu sakit atau dalam perjalanan, selesai membuang air atau menyentuh perempuan, kemudian kamu tidak mendapatkan air, maka bertayamumlah dengan menggunakan tanah yang baik (suci), sapulah muka dan tanganmu. Sesungguhnya Allah Maha Pemaaf dan Maha Pengampun” (QS An-Nisa’ 4 : 43).

Terdapat beberapa hikmah yang dapat dipetik dari adanya pensyariatan tayamum ini yang diantaranya adalah sebagia berikut :

- Untuk menunjukkan sifat rahman dan rahim Allah, bahwa syariat islam itu tidak mempersulit ummatnya dengan memberikan kemudahan dan kemurahan dengan memperbolehkan debu sebagai pengganti air.

- Tanah mudah didapatkan dan dapat melemahkan nafsu amarah kita sebab tanah yang biasanya kita injak justru digunakan untuk betayamum dan dibasuhkan pada wajah kita yang berarti menuntut keikhlasan dan kesabaran kita.

- Mengingatkan akan asal manusia diciptakan yaitu tanah yang berarti menuntut agar kita bersikap merandahkan diri dan tidak berlaku sombong.

- Memberikan alasna bahwa tidak alasan untuk meninggalkan ibadah dan kewajiban.

Demikian penjelasan singkat diatas semoga bermanfaat.
Penulis : Mundzier Suparta, MA
penerbit : Karya Toha Putra_2002